Selembar Memoar सार्वजनिक
[search 0]
अधिक
Download the App!
show episodes
 
Loading …
show series
 
Bila saatnya tiba; kau tersenyum. Ribuan puisi telah tertancap di dadamu. Kendati gemuruh tak lagi datang dari lautan. Meskipun orang-orang bertengkar tentang bagaimana cara mengisi istana. Aku masih gentar—gemetar meminta Tuhan mengosongkan hatimu dari selain aku.
  continue reading
 
Sampai saatnya Kyla bertemu dengan waktu dan langit secara bersamaan. Sebuah pertanyaan menjadi pakaiannya di hari itu. Apakah manusia benar-benar bisa memaafkan? Sedangkan di dalam kepala mereka, kesedihan datang seperti lautan. Dan hidup hanya punya kapal kecil yang terbuat dari air mata.
  continue reading
 
Diam adalah hal yang paling ingin dicintai gedung-gedung perkotaan. Setiap orang yang melintas adalah kebisingan bagi tidur malam mereka di hari yang lain. Televisi, dan apa pun yang bisa menyala, adalah mimpi buruk bagi setiap mata yang menidurkan kesedihan.
  continue reading
 
Di dalam diriku ada sebuah ruang tunggu yang tak memiliki warna. Ada seorang lelaki di sana. Dia tak suka berkata-kata dan tak ingin berada di dalam waktu. Ia tak ingin merasakan detak jantung atau pun berdetak di jantung orang lain. Ia tidak ingin matanya melihatmu: melihatku—seperti kau melihat laut yang tenggelam.…
  continue reading
 
Apa kabarmu hari ini? Sudahkah seseorang mengucapkan selamat tidur pada kedua matamu yang menolak langit selain hitam? Apakah kedua lenganmu masih berusaha memadamkan sebuah kota yang terbakar di dalam kepalamu? Ataukah rahasia memang selalu bodoh menemukan bahasa untuk ia kenakan?
  continue reading
 
Kesedihanku tidak diciptakan untuk menyembuhkan dirinya sendiri. Aku hanya bisa menanamnya di dalam kepalaku atau pada halaman belakang sebuah buku. Aku akan membayangkannya tumbuh menjadi sebatang pohon yang rindang sekaligus rapuh. Di sana lah ingatanku dapat berkumpul berteduh. Setiap kali rantingnya patah, seperti ada laut yang ingin tumpah di …
  continue reading
 
Halaman belakang sebuah buku adalah ingatan yang paling mudah melupakan dirinya sendiri. Sebelum ia menjadi sebuah buku, ia hanyalah jasad kulit-kulit kayu. Ketika tinta merekatkan dirinya kembali, ia seutuhnya merelakan aroma tanah. Menyerahkan dirinya untuk ditumbuhi oleh hal-hal lain. Serupa pikiran-pikiran, maupun puisi-puisi.…
  continue reading
 
Lelaki itu diam sebentar, menunggu hujan selesai mencuci tubuh bayi itu dari duka yang akan ia dengar ketika tumbuh besar. "Silahkan," bisik hujan pada lelaki itu dengan mata berkaca-kaca. Hujan kemudian pergi, memilih pulang ke dalam puisi Sapardi.
  continue reading
 
Jauh sebelum kau sadar matamu mirip mata ibumu, ia pernah berdiri lama meminjam kedua mata jendela. Menatap sebatang mahoni yang ia tanam menjelang kau keluar dari dalam kandungan. Ya, mahoni itu saudara kembarmu. Yang membedakan, mahoni itu tidak pernah tahu cara menyakiti ibumu.
  continue reading
 
Loading …

त्वरित संदर्भ मार्गदर्शिका